Senin, 22 Agustus 2011

ASKEP Diare

A.      DEFINISI
Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan jumlah tinja yang lebih banyak dari biasanya (normal 100-200 cc/jam tinja). Dengan tinja berbentuk cair /setengan padat, dapat disertai frekuensi yang meningkat.
Menurut WHO (1980), diare adalah buang air besar encer lebih dari 3 x sehari. Diare terbagi 2 berdasarkan mula dan lamanya , yaitu diare akut dan kronis (Mansjoer,A.1999,501).
Diare adalah kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang terjadi karena frekuensi satu kali atau lebih buang air besar dengan bentuk tinja yang encer atau cair. (Suriadi,Rita Yuliani,  2001).
Diare didefinisikan sebagai buang air besar lembek atau cair bahkan dapat berupa air saja yang frekuensinya lebih sering dari biasanya (3 kali atau lebih dalam sehari) (Depkes RI Ditjen PPM dan PLP, 2002).
Diare merupakan salah satu penyakit yang paling banyak terjadi pada masa kanak-kanak, didefenisikan sebagai peningkatan dalam frekuensi, konsistensi, dan volume dari feces (Mc.Kinney, Emily Stone et al, 2000).

B. JENIS DIARE
Ada beberapa jenis diare, yaitu:
1.    Diare cair akut, yaitu 
diare yang berlangsung kurang dari 14 hari (umumnya kurang dari 7 hari) dengan pengeluaran tinja yang lunak atau cair yang sering dan tanpa darah, mungkin disertai muntah dan panas. Akibat diare akut adalah dehidrasi, sedangkan dehidrasi merupakan penyebab utama kematian bagi penderita diare.

2.    Disentri, yaitu 
diare yang disertai darah dengan atau tanpa lendir dalam tinjanya. Akibat disentri adalah anoreksia, penurunan berat badan dengan cepat, kerusakan mukosa usus karena bakteri invasif.

3.    Diare persisten, yaitu 
diare yang mula-mula bersifat akut namun berlangsung lebih dari 14 hari. Episode ini dapat dimulai sebagai diare cair atau disentri. Akibat diare persisten adalah penurunan berat badan dan gangguan metabolisme.

4.    Diare dengan masalah lain
Anak yang menderita diare (diare akut dan persisten) mungkin juga disertai dengan penyakit lain seperti demam, gangguan gizi, atau penyakit lainnya. Tatalaksana penderita diare ini berdasarkan acuan baku diare dan tergantung juga pada penyakit yang menyertainya.

Menurut pedoman MTBS (2000), diare dapat dikelompokkan menjadi : 
  • Diare akutterbagi atas diare dengan dehidrasi berat, diare dengan dehidrasi sedang, diare dengan dehidrasi ringan
     
  • Diare persitenjika diare berlangsung 14 hari/ lebih. Terbagi atas diare persiten dengan dehidrasi dan persiten tanpa dehidrasi 
     
  • Disentrijika diare berlangsung disertai dengan darah

Pedoman MTBS tentang klasifikasi diare
Tanda dan gejala yang tampak
Klasifikasi
Terdapat 2 atau lebih tanda dan gejala berikut :
-  Letargi/ tdk sadar
-  Mata cekung
-  Tdk bisa minum/malas minum
-  Cubitan kulit perut kembalinya sangat lambat
diare dengan dehidrasi berat
Terdapat 2 atau lebih tanda dan gejala berikut :
-  Gelisah, rewel atau mudah marah
-  Mata cekung
-  Haus, minum dengan lahap
-  Cubitan kulit perut kembalinya lambat
dehidrasi dengan dehidrasi ringan/ sedang
Tdk cukup tanda2 untuk diklasifikasikan sebagai dehidrasi berat atau ringan/ sedang
diare tanpa dehidrasi
Diare selama 14 hari atau lebih disertai dengan dehidrasi
diare persiten berat
Diare selama 14 hari atau lebih tanpa disertai dengan dehidrasi
diare persiten
Terdapat darah dalam tinja (berak campur darah)
disentri


B.     ETIOLOGI
                  etiologi

Masalah keperawatan
Infeksi
V


Masuk ke tubuh dan berkembang di usus

V


Hipersekresi air dan elektrolit
( isi rongga usus    )

V








Diare
V



Frekuensi BAB meningkat
V

Kehilangan cairan dan elektrolit berlebihan


Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
Malabsopsi karbohidrat, protein dan lemak


V


Tek. Osmotic


V


Pergeseran air dan elektrolit ke rongga usus


V


                              diare


Gangguan integritas kulit perianal
Factor makanan


V


Terkontaminasi oleh bakteri/ zat toksik
V               V

Hiperperistaltik          peristaltic usus -
Kesempatan usus  menyerap mkanan

             V            bakteri menumpuk


   di dalam usus
           V
       Diare                                           
                            




Factor psikologik
                                    V
                           Cemas/ panic


V


gangguan pencernaan
astritis (upper abdominal syndrome), sindrom fungsional hipogastrium (lower abdominal syndrome), dan aerofagi.


V


                              diare


V


Napsu makan (-)

Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi







Ga
ngguan pemenuhan kebutuhan nutrisi


D. MANIFESTASI KLINIS

Tanda dan gejala anak yang menderita diare, yaitu:
  1. Bayi atau anak menjadi cengeng dan gelisah
  2. Suhu tubuh meninggi
  3. Feces encer, berlendir atau berdarah
  4. Warna feces kehijauan akibat bercampur dengan cairan empedu
  5. Anus lecet
  6. muntah sebelum dan sesudah diare
  7. Gangguan gizi akibat intake makanan kurang
  8. Terdapat tanda dan gejala dehidrasi, yaitu penurunan berat badan, turgor kulit berkurang, mata dan ubun-ubun besar cekung, membran mukosa kering.
E. KOMPLIKASI
Sebagai akibat kehilangan cairan dan elektrolit secara mendadak, dapat terjadi berbagai macam komplikasi, seperti:
  1. Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonic, hipertonik)
  2. Renjatan hipovolemik
  3. Hipokalemia
  4. Hipoglikemia
  5. Intoleransi laktosa sekunder
  6. Kejang, terutama pada dehidrasi hipertonik
  7. Malnutrisi energi protein
F. PENATALAKSANAAN
Secara umum penatalaksanaan diare akut ditujukan untuk mencegah dan mengobati dehidrasi, gangguan keseimbangan elektrolit, malabsorpsi akibat kerusakan mukosa usus, penyebab diare yang spesifik, gangguan gizi serta mengobati penyakit penyerta. Untuk memperoleh hasil yang baik pengobatan harus rasional.
  1. 1. Pemberian cairan pada diare dehidrasi murni
  2. a. Jenis cairan
1)   Cairan rehidrasi oral
  • Formula lengkap, mengandung NaCl, NaHCO3, KCl, dan Glukosa
  • Formula sederhana, hanya mengandung NaCl dan sukrosa atau karbohidrat lain.
2)    Cairan parenteral
  1. b. Jalan pemberian cairan
1)   Peroral untuk dehidrasi ringan, sedang dan tanpa dehidrasi dan bila anak mau minum serta kesadaran baik.
2)   Intragastrik untuk dehidrasi ringan, sedang atau tanpa dehidrasi, tetapi anak tidak mau minum, atau kesadaran menurun.
3)   Intravena untuk dehidrasi berat.
  1. c. Jumlah cairan
Jumlah cairan yang hilang didasarkan pada berat badan dan usia anak
  1. d. Jadwal pemberian cairan
1)   Belum ada dehidrasi
  • Oral: 1 gelas setiap kali anak buang air besar
  • Parenteral dibagi rata dalam 24 jam
2)   Dehidrasi ringan
  • 1 jam pertama: 25-50 ml/kgBB peroral atau intragastrik
  • Selanjutnya: 125 ml/kgBB/hari
3)   Dehidrasi sedang
  • 1 jam pertama: 50-100ml/kgBB peroral atau intragastrik
  • Selanjutnya: 125 ml/kgBB/hari
4)   Dehidrasi berat
Jadwal pemberian cairan didasarkan pada umur dan BB anak
  1. 2. Pengobatan dietetik
  2. Untuk anak di bawah 1 tahun dan anak di atas 1 tahun dengan berat badan kurang dari 7 kg, jenis makanannya adalah:
  • Susu (ASI dan atau susu formula yang mengandung rendah laktosa dan asam lemak tak jenuh)
  • Makanan setengah padat (bubur susu) atau makanan padat (nasi tim)
  • Susu khusus, sesuai indikasi kelainan yang ditemukan
  1. Untuk anak di atas 1 tahun dengan berat badan lebih dari 7 kg. Jenis makanannya adalah makanan padat atau makanan cair/ susu sesuai dengan kebiasaan makan di rumah.
  1. 3. Obat – obatan
Prinsip pengobatan diare adalah menggantikan cairan yang hilang melalui tinja dengan atau tanpa muntah, dengan cairan yang mengandung elektrolit dan glukosa atau karbohidrat lain (gula, air tajin, tepung beras, dll)
  1. Obat antisekresi
  2. Obat antispasmolitik
  3. Obat pengeras tinja
  4. Antibiotika, kapan 
G. ASUHAN KEPERAWATAN
 1. Pengkajian
a. Identitas Anak Nama, umur, tempat/ tanggal lahir, alamat/ No telp, tingkat pendidikan dll. 

b. Riwayat Kesehatan Dahulu
    • Riwayat kelahiran ; Panjang Lahir, Berat Badan Lahir Rendah
    • Riwayat Nutrisi ; Mal Nutrisi, KEP, Pola Makan dan Minum, Tipe Susu Formula
    • Riwayat diare ; Berulang, Penyebab
    • Pola Pertumbuhan
    • Riwayat Otitis media dan atau infeksi lainnya
    • Memakan makanan yang tidak bersih
      • Kurangnya persnal higiene (tidak mencuci tangan sebelum makan, tempat bermain yang kotor)
      • Pernah menderita OMA, tonsilitis/ tonsilofaringitis, bronkopneumonia, ensefalitis
      • Malabsorbsi karbohidrat (misalnya : intoleransi laktosa), lemak dan protein
      • Alergi terhadap makanan tertentu 
    c. Riwayat Kesehatan Sekarang
      • Riwayat Diare : Frekuensi, Penyebab
      • Riwayat Tinja : Jumlah, warna, bau, konsistensi, waktu BAB
      • Kaji Intake dan Output BAB > 3x sehari dengan konsistensi encer
      • Anak menjadi cengeng, gelisah, suhu badan meningkat, nafsu makan berkurang
      • Tinja makin cair disertai lendir atau darah. Warna tinja berubah jadi hijau  karena bercampur dengan empedu
      • Daerah disekitar anus lecet karena sering defekasi
      • Muntah bisa terjadi sebelum dan sesudah diare
      • Gejala dehidrasi mulai tampak jika pasien telah banyak kehilangan cairan dan elektrolit
      • Diuresis : terjadi oliguria (<1 ml/kg/jam), pada dehidrasi berat tidak ada urine
      d. Pengkajian Sistem
        1)  Pengkajian umum
        a)  Kesadaran
        b) Tanda – tanda vital
        Suhu tubuh:  Pengukuran suhu melalui mulut (anak > 6 th)
        Pengukuran axilla (<4 – 6 th)
        Nadi    : kuat, lemah, teratur/ tidak.
        Nafas   : kedalaman, irama, teratur/ tidak
        TD       : Sistolik/ diastolik, tekanan nadi
        c)  TB / BB
        d)  Lingkar kepala
        e)  Lingkar Dada
        2)  Pengkajian fisik
        Tingkat dehidrasi
        % kehilangan berat badan
        Bayi
        Anak besar
        Dehidrasi ringan
        5% (50 ml/kg)
        3% (30 ml/kg)
        Dehidrasi sedang
        5-10% (50-100 ml/kg)
        6% (60ml/kg)
        Dehidrasi berat
        10-15 % (100-150 ml/kg)
        9% (90 ml/kg)

        a)    Kepala : Higiene kepala dan Ubun-ubun cekung
        b)   Mata
              Palpebra : cekung/ tidak
              Konjungtiva : anemis/tidak
              Sklera : ikterik/tidak
        c)    Hidung : Sianosis, epistaksis
        d)   Mulut
              Membran mukosa : pink, kering
        e)   Telinga : Apakah ada infeksi/ tidak
        f)    Sistem kardiovaskuler
              Nadi apeks : irama teratur/ tidak
              Nadi perifer : irama teratur/ tidak
             Bunyi jantung : murni/ bising
        g)  Kulit : pucat/ sianosis
        h)  Sistem pernapasan
             Frekuensi napas
            Bunyi napas : murni/ bising
            Kedalaman, Pola napas
        h) Sistem persarafan, tingkat kesadaran
            Pola tingkah laku
            Fungsi pergerakan : ketahanan, paralysis
            Fungsi sensori : Rf fisiologis, Rf patologis
        i)  Sistem musculoskeletal : Gaya berjalan, Persendian, Kesimetrisan
        j)  Sistem pencernaan
            Bising usus : ada/ tidak, frekuensi
            Distensi abdomen : ada/tidak
            Mual/ muntah
        k) Sistem eliminasi ( BAB dan BAK ) : Frekuensi, konsistensi, bau, warna

        e. Faktor Psikososial
          • Tahap perkembangan anak, kebiasaan di rumah
          • Metode koping orangtua dan anak
          • Interaksi orangtua dan anak
          f. Pengkajian Keluarga
            • Jumlah anggota keluarga
            • Pola komunikasi
            • Pola interaksi
            • Pendidikan dan pekerjaan
            • Kebudayaan dan keyakinan
            • Fungsi keluarga
            g. Pemeriksaan Laboratorium
              • Pemeriksaan tinja : makroskopis dan mikroskopis, pH, kadar gula
              • Keseimbangan asam basa dalam darah
              • Kadar ureum dan kreatinin ( mengetahui faal ginjal)
              • Elektrolit : Na, K, Ca, F, dalam serum (terutama diare yang disertai kejang)
              • Intubasi duodenum ( mengetahui jenis parasit)

              ASUHAN KEPERAWATAN BERDASARKAN NANDA, NOC DAN NIC

              DIAGNOSA (NANDA)
              NOC
              NIC
              1.    Kurang volume cairan b.d seringnya buang air besar dan encer.
              Tujuan :
              Keseimbangan cairan dapat dipertahankan dalam batas normal yang ditandai dengan:
              ·        Pengeluaran urin sesuai
              ·        Pengisian kembali kapiler kurang dari 2 detik
              ·        Turgor kulit elastis
              ·        Membran mukusa lembab
              ·        Berat badan tidak menunjuk- kan penurunan


              kriteria hasil
              ·       Anak mendapatkan cairan yang cukup untuk mengganti cairan yang hilang
              ·       Anak menunjukkan tanda- tanda hidrasi yang adekuat ditandai dengan membrane mukosa lembab, turgor kulit baik, mata normal, TTV DBN.

              Mandiri
              1. Kaji status hidrasi
              2.      Kaji pemasukan dan pengeluaran cairan
              3.      Monitor tanda-tanda vital
              Kolaborasi
              1. Pemeriksaan laboratorium sesuai program; elektrolit, Ht, pH, serum albumin
              2. Pemberian cairan dan elektrolit sesuai protokol (dengan oralit dan cairan parenteral)
              3. Pemberian obat sesuai indikasi
              Antidiare
              Antibiotik





              DIAGNOSA (NANDA)
              NOC
              NIC
              2.    Perubahan nutrisi, kurang dari kebutuhan tubuh b.d menurunnya intake dan menurunnya absorpsi makanan dan cairan
              Tujuan:
              ·        Berat badan dalam batas normal
              ·        kebutuhan nutrisi terpenuhi
              ·        Tidak terjadi kekambuhan diare
              Kriteria  :
              - Nafsu makan meningkat
              -Berat badan meningkat atau normal sesuai umur

              Intervensi :
              1) Diskusikan dan jelaskan tentang pembatasan diet (makanan berserat tinggi, berlemak dan air terlalu panas atau dingin)
              2) Ciptakan lingkungan yang bersih, jauh dari bau  yang tak sedap atau sampah, sajikan makanan dalam keadaan hangat
              3) Berikan jam istirahat (tidur) serta kurangi kegiatan yang berlebihan
              4) Monitor  intake dan out put dalam 24 jam
              5) Kolaborasi dengan tim kesehtaan lain :
              a. terapi gizi : Diet TKTP rendah serat, susu
              b. obat-obatan atau vitamin ( A)
              DIAGNOSA (NANDA)
              NOC
              NIC

              3.     Resiko gangguan integritas kulit perianal berhubungan dengan   peningkatan frekwensi BAB (diare)
              Tujuan      :
               setelah dilakukan tindaka keperawtan selama di rumah sakit integritas kulit tidak terganggu

              Kriteria hasil :
               – Tidak terjadi iritasi : kemerahan, lecet, kebersihan terjaga
              -  Keluarga mampu mendemontrasikan perawatan perianal dengan baik dan benar

              Intervensi :
              1) Diskusikan dan jelaskan pentingnya menjaga tempat tidur
              2) Demontrasikan serta libatkan keluarga dalam merawat perianal (bila basah dan mengganti pakaian bawah serta alasnya)
              3) Atur posisi tidur atau duduk dengan selang waktu 2-3 jam