Jumat, 19 Agustus 2011

KEUNTUNGAN JIKA TIDUR MALAM CUKUP



Semua orang butuh tidur untuk mengembalikan tenaga atau memulihkan stamina sehabis melakukan pekerjaan yang menguras waktu, tenaga dan pikiran. Dahulu, tidur sering diabaikan oleh para ahli tetapi kita sekarang mencoba memahami pentingnya kualitas tiduruntuk kesehatan kita. Masyarakat berasumsi bahwa tidur yang baik yaitu tidur yang lamanya lebih adri 6-7 jam setiap malam. Sebetulnya tidak demikian, yang penting ketika tidur adalah kualitas dari tidur itu sendiri. 


Jika dalam waktu 5 jam seseoang itu tidur dan kemudian ia bangun dan ia merasakan tubuhnya telah segar serta tenaganya kembali pulih maka itulah yang dinamakan tidur yang berkualitas. Ketika seseorang yang tidur sebentar saja namun sudah mendapat kepuasan dari tidur itu sendiri. Dan untuk mendapatkan kualitas tidur yang baik banyak hal yang harus dilakukan seblum tidur, diantaranya seseorang tersebut harus melepaskan stresnya, dapatkan kenyamanan, pilihah tempat tidur yang tidak terlalu keras atau pun lunak, gunakanlah pakaian yang akan menambah rasa nyaman si pemakai dan bersihkan tempat Anda tidur serta diri Anda seblum tidur seperti mencuci muka, gosok gigi dll. Aroma terapi dapat membantu meningkatkan kualitas tidur Anda.
Penting bagi seseorang untuk mendapatkan kualitas tidur yang baik agar kesehatan dan staminanya terjaga selain didukung oleh factor makanan yang cukup gizi. Banyak keuntungan lainnya bila seseorang memiliki tidur malam yang cukup, diantaranya :
1.    Tidur menjaga jantung agar tetap sehat
Tidur yang kurang akan mempengaruhi tekanan darah dan kolesterol dan akan memyebabkan resiko penyakit jantung dan stroke karena cara kita tidur berinteraksi dengan kinerja pembulu darah.

2.    Tidur mencegah penyakit kanker
Hal ini disebabkan perbedaan melatonin terhadap orang yang sering terpapar cahay pada malam hari (cahaya lampu). Paparan cahaya mengurangi kadar melatonin yang menyebabkan seseorang merasa ngantuk dan sekaligus menjaga tubuh dalam melawan kanker. Pastikan kamar tidur Anda gelap agar membantu tubuh memproduksi melatonin.
3.    Tidur dapat mengurangi stress
Kekurangan tidur/kualitas tidur seseorang kurang baik akan menyebabkan orang tersebut mengalami stress karena ketika tidur organ tubuh menjadi releks termasuk saraf yang tegang akibat aktivitas dan berpikir seharian.

4.    Tidur mungurangi peradangan
Ketika seseorang kurang tidur hormone stress akan meningkat dan peningkatan hormone stress itu akan meningkatkan peradangan juga pada tubuh. Dan peradangan di pandang sebagai salah satu penyebab tubuh tampak lebih tua. Oleh karena itu orang yang sering kekurangan tidur akan cepat kelihatan tua.

5.    Tidur membuat Anda siaga
Tidur yang berkualitas akan menumbuhkan semangat dan siaga saat bangun. Ketika anda bagun dari tidur dan merasa segar serta bersemangat melakukan aktivitas sehari-hari maka produktivitas kerja pun akan semakin meningkat.

6.    Tidur akan meningkatkan memori
Ketika tubuh beristirahat otak tetap bekerja dan membuat koneksi antara kejadian-kejadia, perasaan dan memori. Semakin tinggi kualits tidur anda, akan semakin membantu anda mengingat suatu hal.

7.    Tidur dapat mengontrol berat badan
Karena orang yang kurang tidur maka keseimbagan hormone di dalam tubuhnya akan terganggu dan mempengaruhi nafsu makannya.

8.    Tidur siang membuat lebih pintar
Tidur sebentar di siang hari tidak hanya sebagai alternative refreshing tetapi juga menjada anda untuk tetap produktiv dalam berkerja. Orang yang menyempatkan tidur siang sebentar memiliki tingkat stress yang lebih rendah selain itu tidur siang juga menguatkan daya ingat, fungsi kognitif otak dan memperbaiki mood.

9.    Tidur membantu memperpaiki sel/jaringan tubuh yang rusak
Kerja protein di dalam tubuh akan maksimal ketika seseorang tidur. Protein berperan penting dalam pergantian/perbaikan jaringan/sel tubuh yang rusak.

10.    Tidur membantu tumbuh kembang anak
Saat tidur malam hormone kortisol yang berperan untuk pertumbuhan dan perkembangan akan berkerja. Namun kerja hormone ini harus didukung dengan kondisi kamar tidur yang gelap.

Selasa, 16 Agustus 2011

JENIS-JENIS KELAINAN SEKSUAL DAN PENYEBABNYA (PARAPILIA)

paraphilia (kelainan seksual) pertama kali disebut oleh seorang psikoterapis bernama Wilhelm Stekel dalam bukunya berjudul Sexual Aberrations pada tahun 1925. Paraphilia berasal dari bahasa Yunani, para berarti "di samping" dan philia berarti "cinta".

Definisi mengenai paraphilia menjelaskan sebagai kondisi yang ditandai dorongan, fantasi, atau perilaku seksual yang berulang dan intensif, yang melibatkan objek, aktivitas atau situasi yang tidak biasa dan menimbulkan keadaan distress (stres yang berbahaya) yang meyakinkan secara klinis atau kerusakan dalam masyarakat, pekerjaan atau area fungsi-fungsi lainnya.

Dengan kata lain Paraphilia adalah seseorang akan merasakan kepuasan seksual dengan melampiaskannya pada suatu objek, aktivitas atau situasi yang di luar normal. Hal ini diperkirakan karena penggunaan obat-obat tertentu dan pengaruh dari lingkungan keluarga serta budayanya.
Paraphilia terdiri dari 9 jenis dan kebanyakan sudah dikenal oleh masyarakat luas, yaitu:
1.    Ekshibisionisme: mempertunjukkan alat kelamin kepada orang yang tidak dikenal untuk mendapatkan kenikmatan seksual.
2.    Fetisisme: umumnya menggunakan benda-benda khas wanita seperti bra, celana dalam, untuk mendapatkan kenikmatan seksual.
3.    Froteurisme: kenikmatan seksual dengan menyentuh dan menggesek-gesekkan ke bagian sensitif orang yang sedang tidak memperhatikan di tempat yang berdesakan.
4.    Pedofilia: aktivitas seksual dengan anak-anak.
5.    Masokisme: seksual: kenikmatan seksual diperoleh jika secara fisik dilukai, diancam, atau dianiaya.
6.    Sadisme seksual: kebalikan dari masokisme, yaitu kenikmatan seksual diperoleh jika menyebabkan penderitaan fisik maupun psikis pada mitra seksual.
7.    Fetisisme transvestik: dorongan seksual diperoleh dengan berpikir atau berimajinasi sebagai wanita, mengenakan baju wanita.
8.    Veyourisme: kenikmatan seksual dengan mengintip orang lain yang sedang mengganti atau menanggalkan pakaiannya, telanjang, atau sedang beraktivitas seksual.
9.    Paraphilia yang tak terdefinisikan, terdiri dari berpuluh-puluh jenis kelainan seksual lainnya, seperti nekrofilia (perilaku seksual dengan mayat), bestialiti (perilaku seksual dengan binatang), dan lain-lain.

Penyebabnya :
Seperti dijelaskan Susan Noelen Hoeksema dalam bukunya Abnormal Psychology, lebih dari 90 persen penderita paraphilia adalah pria. Hal ini tampaknya berkaitan dengan penyebab paraphilia yang meliputi pelampiasan dorongan agresif atau permusuhan, yang lebih mungkin terjadi pada pria daripada wanita.

Penelitian-penelitian yang mencoba menemukan adanya ketidaknormalan testoteron ataupun hormon-hormon lainnya sebagai penyebab paraphilia, menunjukkan hasil tidak konsisten. Artinya, kecil kemungkinan paraphilia disebabkan ketidaknormalan hormon seks pria atau hormon lainnya.

Di sisi lain, penyalahgunaan obat dan alkohol ditemukan sangat umum terjadi pada penderita paraphilia. Obat-obatan tertentu tampaknya memungkinkan penderita paraphilia melepaskan fantasi tanpa hambatan dari kesadaran.



Paraphilia menurut perspektif teori perilaku merupakan hasil pengondisian klasik. Contohnya, berkembangnya bestialiti mungkin terjadi sebagai berikut: Seorang remaja laki-laki melakukan masturbasi dan memperhatikan gambar kuda di dinding. Dengan demikian mungkin berkembang keinginan untuk melakukan hubungan seks dengan kuda, dan menjadi sangat bergairah dengan fantasi demikian.

Hal ini terjadi berulang-ulang dan bila fantasi tersebut berasosiasi secara kuat dengan dorongan seksualnya, mungkin ia mulai bertindak di luar fantasi dan mengembangkan bestilialiti.

Lingkungan keluarga dan budaya di mana seorang anak dibesarkan ikut memengaruhi kecenderungannya mengembangkan perilaku seks menyimpang. Anak yang orangtuanya sering menggunakan hukuman fisik dan terjadi kontak seksual yang agresif, lebih mungkin menjadi agresif dan impulsif secara seksual terhadap orang lain setelah mereka berkembang dewasa.

Banyak penderita pedofilia yang miskin dalam keterampilan interpersonal, dan merasa terintimidasi bila berinteraksi seksual dengan orang dewasa. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa empat dari lima penderita pedofilia telah mengalami pelecehan seksual di masa kanak-kanak.

Narasumber: M.M Nilam Widyarini, Msi, Kandidat Doktor Psikologi