Assalamualaikum.. apa kabar blogku? Rasanya sudah 2 tahun bahkan mungkin lebih daku meninggalkanmu. Maafkan ya
tepat pada jumat 7 agustus 2015 jam 00.21 wib ini aku ingin bercerita tentang keikhlasan hati.
ikhlas itu mudah diucapkan. Ikhlas pun jua mudah sekali menjadi alasan mengapa kita tetap bertahan hidup demi Ia Sang Pencipta.
andai saja ikhlas bisa dipelajari di bangku sekolah mungkin tak banyak kejahatan yg terjadi.
Allah ciptakan kita dengan hati dan pikiran. Hati yg kuat untuk bertahan dan pikiran yg baik untuk selalu berpikir positif.
ikhlas mengajarkan hati untuk menerima bahwa apa pun yg terjadi itu adalah suratan Allah. Ikhlas itu berat
tidak mudah bagi kita yg tidak paham kebaikan Allah
tidak merasakan kasih sayang Allah yg begitu luas
krn ikhlas bukanlah barang atau oun benda yg mudah didapatkan semua orang
hanya org yg dipilih Allah untuk bisa ikhlas
jadi guys.. berdoalah selalu pd Allah utk diberi hati yang lapang dan ikhlas
jika kamu ikhlas maka sabar menyertai pula
keep spirit :)
Waalaikumsalam
Kamis, 06 Agustus 2015
Minggu, 12 Februari 2012
REUMATIK (ARTRITIS TREUMATOID)
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN
REUMATIK (ARTRITIS TREUMATOID) PADA
LANSIA
BAB I
PENDAHULUAN
Perubahan – perubahan akan terjadi pada tubuh manusia
sejalan dengan makin meningkatnya usia. Perubahan tubuh terjadi sejak awal
kehidupan hingga usia lanjut pada semua organ dan jaringan tubuh.
Keadaan demikian itu tampak pula pada semua sistem
muskuloskeletal dan jaringan lain yang ada kaitannya dengan kemungkinan
timbulnya beberapa golongan reumatik. Salah satu golongan penyakit reumatik
yang sering menyertai usia lanjut yang menimbulkan gangguan muskuloskeletal
terutama adalah osteoartritis. Kejadian penyakit tersebut akan makin meningkat
sejalan dengan meningkatnya usia manusia.
Reumatik dapat mengakibatkan perubahan otot, hingga
fungsinya dapat menurun bila otot pada bagian yang menderita tidak dilatih guna
mengaktifkan fungsi otot. Dengan meningkatnya usia menjadi tua fungsi otot
dapat dilatih dengan baik. Namun usia lanjut tidak selalu mengalami atau
menderita reumatik. Bagaimana timbulnya kejadian reumatik ini, sampai sekarang
belum sepenuhnya dapat dimengerti.
Reumatik bukan merupakan suatu penyakit, tapi merupakan
suatu sindrom dan.golongan penyakit yang menampilkan perwujudan sindroma
reumatik cukup banyak, namun semuanya menunjukkan adanya persamaan ciri.
Menurut kesepakatan para ahli di bidang rematologi, reumatik dapat terungkap
sebagai keluhan dan/atau tanda. Dari kesepakatan, dinyatakan ada tiga keluhan
utama pada sistem muskuloskeletal yaitu: nyeri, kekakuan (rasa kaku) dan
kelemahan, serta adanya tiga tanda utama yaitu: pembengkakan sendi., kelemahan
otot, dan gangguan gerak. (Soenarto, 1982)
Reumatik dapat terjadi pada semua umur dari kanak – kanak
sampai usia lanjut, atau sebagai kelanjutan sebelum usia lanjut. Dan gangguan
reumatik akan meningkat dengan meningkatnya umur. (Felson, 1993, Soenarto dan
Wardoyo, 1994)
BAB II
KONSEP DASAR MEDIS
Defenisi.
Istilah rheumatism berasal dari bahasa Yunani,
rheumatismos yang berarti mucus, suatu cairan yang dianggap jahat mengalir dari
otak ke sendi dan struktur klain tubuh sehingga menimbulkan rasa nyeri atau
dengan kata lain, setiap kondisi yang disertai kondisi nyeri dan kaku pada
sistem muskuloskeletal disebut reumatik termasuk penyakit jaringan ikat.
Klasifikasi.
Reumatik dapat dikelompokkan atas beberapa golongan, yaitu
:
1. Osteoartritis.
2. Artritis rematoid.
3. Polimialgia Reumatik.
4. Artritis Gout (Pirai).
1.
Osteoartritis.
Penyakit ini merupakan penyakit kerusakan tulang rawan
sendi yang berkembang lambat dan berhubungan dengan usia lanjut. Secara klinis
ditandai dengan nyeri, deformitas, pembesaran sendi, dan hambatan gerak pada
sendi – sendi tangan dan sendi besar yang menanggung beban.
2.
Artritis Rematoid.
Artritis rematoid adalah suatu penyakit inflamasi sistemik
kronik dengan manifestasi utama poliartritis progresif dan melibatkan seluruh
organ tubuh. Terlibatnya sendi pada pasien artritis rematoid terjadi setelah
penyakit ini berkembang lebih lanjut sesuai dengan sifat progresifitasnya.
Pasien dapat juga menunjukkan gejala berupa kelemahan umum cepat lelah.
3.
Polimialgia Reumatik.
Penyakit ini merupakan suatu sindrom yang terdiri dari
rasa nyeri dan kekakuan yang terutama mengenai otot ekstremitas proksimal,
leher, bahu dan panggul. Terutama mengenai usia pertengahan atau usia lanjut
sekitar 50 tahun ke atas.
4.
Artritis Gout (Pirai).
Artritis gout adalah suatu sindrom klinik yang mempunyai
gambaran khusus, yaitu artritis akut. Artritis gout lebih banyak terdapat pada
pria dari pada wanita. Pada pria sering mengenai usia pertengahan, sedangkan
pada wanita biasanya mendekati masa menopause.
OSTEOARTRITIS
Defenisi
Osteoartritis
adalah penyakit peradangan sendi yang sering muncul pada usia lanjut. Jarang
dijumpai pada usia dibawah 40 tahun dan lebih sering dijumpai pada usia diatas
60 tahun.
Etiologi
Penyebab
dari osteoartritis hingga saat ini masih belum terungkap, namun beberapa faktor
resiko untuk timbulnya osteoartritis antara lain adalah :
1.
Umur.
Dari
semua faktor resiko untuk timbulnya osteoartritis, faktor ketuaan adalah yang
terkuat. Prevalensi dan beratnya orteoartritis semakin meningkat dengan
bertambahnya umur. Osteoartritis hampir tak pernah pada anak-anak, jarang pada
umur dibawah 40 tahun dan sering pada umur diatas 60 tahun.
2.
Jenis Kelamin.
Wanita
lebih sering terkena osteoartritis lutut dan sendi , dan lelaki lebih sering
terkena osteoartritis paha, pergelangan tangan dan leher. Secara keeluruhan
dibawah 45 tahun frekuensi osteoartritis kurang lebih sama pada laki
dan
wanita tetapi diatas 50 tahun frekuensi oeteoartritis lebih banyak pada wanita
dari pada pria hal ini menunjukkan adanya peran hormonal pada patogenesis
osteoartritis.
3.
Genetic
Faktor
herediter juga berperan pada timbulnya osteoartritis missal, pada ibu dari
seorang wanita dengan osteoartritis pada sendi-sendi inter falang distal
terdapat dua kali lebih sering osteoartritis pada sendi-sendi tersebut, dan
anak-anaknya perempuan cenderung mempunyai tiga kali lebih sering dari pada ibu
dananak perempuan dari wanita tanpa osteoarthritis.
4.
Suku.
Prevalensi
dan pola terkenanya sendi pada osteoartritis nampaknya terdapat perbedaan
diantara masing-masing suku bangsa, misalnya osteoartritis paha lebih jarang
diantara orang-orang kulit hitam dan usia dari pada kaukasia. Osteoartritis
lebih sering dijumpai pada orang – orang Amerika asli dari pada orang kulit
putih.
Hal
ini mungkin berkaitan dengan perbedaan cara hidup maupun perbedaan pada
frekuensi kelainan kongenital dan pertumbuhan.
5.
Kegemukan
Berat
badan yang berlebihan nyata berkaitan dengan meningkatnya resiko untuk
timbulnya osteoartritis baik pada wanita maupun pada pria. Kegemukan ternyata
tak hanya berkaitan dengan osteoartritis pada sendi yang menanggung beban, tapi
juga dengan osteoartritis sendi lain (tangan atau sternoklavikula).
Patofisiologi.
UMUR
JENIS KELAMIN GENETIK SUKU KEGEMUKAN
Kerusakan
fokal tulang rawan pembentukan tulang baru pada
sendi
yang progresif tulang rawan, sendi dan tepi sendi
Perubahan metabolisme tulang
Peningkatan aktivitas enzim yang
merusak
makro molekul matriks tulang rawan
sendi
Penurunan kadar proteoglikan
Berkurangnya kadar proteoglikan
Perubahan sifat sifat kolagen
Berkurangnya kadar air tulang rawan
sendi
Permukaan
tulang rawan sendi terbelah pecah dengan robekan
Timbul
laserasi
OSTEOARTRITIS
Menifestasi klinis
Gejala-gejala
utama ialah adanya nyeri pada sendi yang terkena, terutama waktu bergerak.
Umumnya timbul secara perlahan-lahan, mula-mula rasa kaku, kemudian timbul rasa
nyeri yang berkurang saat istirahat. Terdapat hambatan pada pergerakan sendi,
kaku pagi , krepitasi, pembesaran sendi, dan perubahan gaya berjalan.
Penatalaksanaan
Obat obatan
Sampai sekarang belum ada obat yang spesifik yang khas
untuk osteoartritis, oleh karena patogenesisnya yang belum jelas, obat yang
diberikan bertujuan untuk mengurangi rasa sakit, meningkatkan mobilitas dan
mengurangi ketidak mampuan. Obat-obat anti inflamasinon steroid bekerja sebagai
analgetik dan sekaligus mengurangi sinovitis, meskipun tak dapat memperbaiki
atau menghentikan proses patologis osteoartritis.
Perlindungan sendi
Osteoartritis mungkin timbul atau diperkuat karena
mekanisme tubuh yang kurang baik. Perlu dihindari aktivitas yang berlebihan
pada sendi yang sakit. Pemakaian tongkat, alat-alat listrik yang dapat
memperingan kerja sendi juga perlu diperhatikan. Beban pada lutut berlebihan
karena kakai yang tertekuk (pronatio).
Diet
Diet untuk menurunkan berat badan pasien osteoartritis
yang gemuk harus menjadi program utama pengobatan osteoartritis. Penurunan
berat badan seringkali dapat mengurangi timbulnya keluhan dan peradangan.
Dukungan psikososial
Dukungan psikososial diperlukan pasien osteoartritis oleh
karena sifatnya yang menahun dan ketidakmampuannya yang ditimbulkannya. Disatu
pihak pasien ingin menyembunyikan ketidakmampuannya, dipihak lain dia ingin
orang lain turut memikirkan penyakitnya. Pasien osteoartritis sering kali
keberatan untuk memakai alat-alat pembantu karena faktor-faktor psikologis.
Persoalan Seksual
Gangguan seksual dapat dijumpai pada pasien osteoartritis
terutama pada tulang belakang, paha dan lutut. Sering kali diskusi karena ini
harus dimulai dari dokter karena biasanya pasien enggan mengutarakannya.
Fisioterapi
Fisioterapi berperan penting pada penatalaksanaan
osteoartritis, yang meliputi pemakaian panas dan dingin dan program latihan
ynag tepat. Pemakaian panas yang sedang diberikan sebelum latihan untk
mengurangi rasa nyeri dan kekakuan. Pada sendi yang masih aktif sebaiknya
diberi dingin dan obat-obat gosok jangan dipakai sebelum pamanasan. Berbagai
sumber panas dapat dipakai seperti Hidrokolator, bantalan elektrik, ultrasonic,
inframerah, mandi paraffin dan mandi dari pancuran panas.
Program
latihan bertujuan untuk memperbaiki gerak sendi dan memperkuat otot yang
biasanya atropik pada sekitar sendi osteoartritis. Latihan isometric lebih baik
dari pada isotonic karena mengurangi tegangan pada sendi. Atropi rawan sendi
dan tulang yang timbul pada tungkai yang lumpuh timbul karena berkurangnya
beban ke sendi oleh karena kontraksi otot. Oleh karena otot-otot periartikular
memegang
peran penting terhadap perlindungan rawan senadi dari beban, maka penguatan
otot-otot tersebut adalah penting.
Operasi
Operasi perlu dipertimbangkan pada pasien osteoartritis
dengan kerusakan sendi yang nyata dengan nyari yang menetap dan kelemahan
fungsi. Tindakan yang dilakukan adalah osteotomy untuk mengoreksi
ketidaklurusan atau ketidaksesuaian, debridement sendi untuk menghilangkan
fragmen tulang rawan sendi, pebersihan osteofit.
BAB V
KESIMPULAN
A.
Kesimpulan.
Penyakit reumatik adalah kerusakan tulang rawan
sendi yang berkembang lambat dan berhubungan dengan usia lanjut. Secara
klinis ditandai dengan nyeri, deformitas, pembesaran sendi, dan hambatan
gerak pada sendi – sendi tangan dan sendi besar yang menanggung beban.
Artritis rematoid adalah merupakan penyakit
inflamasi sistemik kronik dengan manifestasi utama poliartritis progresif dan
melibatkan seluruh organ tubuh. Terlibatnya sendi pada pasien artritis
rematoid terjadi setelah penyakit ini berkembang lebih lanjut sesuai dengan
sifat progresifitasnya. Pasien dapat juga menunjukkan gejala berupa kelemahan
umum cepat lelah.
Wanita lebih sering terkena osteoartritis pada
lutut dan sendi, sedang pria lebih sering terkena osteoartritis pada paha,
pergelangan tangan dan leher. Secara keeluruhan dibawah 45 tahun frekuensi
osteoartritis kurang lebih sama pada pria dan wanita, tetapi diatas 50 tahun
frekuensi oeteoartritis lebih banyak wanita dari pada pria hal ini
menunjukkan adanya peran hormonal pada patogenesis osteoartritis.
DAFTAR
PUSTAKA
Doenges E
Marilynn, 2000., Rencana Asuhan Keperawatan, EGC, Jakarta
Kalim,
Handono, 1996., Ilmu Penyakit Dalam, Balai Penerbit FKUI, Jakarta.
Mansjoer,
Arif, 2000., Kapita Selekta Kedokteran, Media Aesculaapius FKUI,
Jakarta.
Prince,
Sylvia Anderson, 1999., Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit., Ed. 4, EGC, Jakarta.
puisi (Bagian Hatimu)
Bagian
Hatimu
Catatan tenatang jiwa wahai mantan kekasihku
Jika aku menjelamamu maka gelap mataku seperti rembualan
Dan
Jika aku menemanimu seperti pagi
Aku masih saja merasa dingin dan kesepian
Andai beda tak lagi ada
Menghempas luka yang tertitip pada gurat wajah sebab kemarin
Angin mengelus dadaku dengan lara yang dijabarkan dengan air
mata
Karena luka kembali demakin menangga
Pedih menjadi kawan bicara pada lirih suara hujan di hati
ini
Percayalah, ada pun
demikan kan menjadi debu
Ingin menerka di balik kabut abu
Tentangmu yang ada dan tiada
Tetang dia yang duduk bertengger di pelupuk hatimu yang lain
Pun tetangku yang berbisik terbata-bata tanpa suara
Di gemuruh hatimua
Tetang dia yang duduk bertengger di pelupuk hatimu yang lain
Pun tetangku yang berbisik
terbata-bata tanpa suara
Di gemuruh hatimu ang menjadi bagianku
Ingin kubercerita tanpa jedah pada sumpahmu yang bisu
Membuatmu tidur dengan dongeng-dongeng kelakahan
Yang kuajarkan pada malam hari
Kini….
Aku menjadi malam yang kau tawarkan
Dann emngigau nammu pada ppagi hari
Andai kau tau itu!!
Selasa, 06 Desember 2011
puisi motivator
Tasbih Kehidupan
kehidupan bagaikan sebuah tasbih, berawal & berakhir di titik yg sama...
bukan tasbih jika hanya 1 butir...
bukan kehidupan jika hny punya 1 dimensi...
kehidupan akn sempurna jika telah melewati butiran untaian suka, duka, derita, bahagia, gagl, sukses, pasang & surut....
seperti tasbih yg melingkari...
kehidupan pn demikian
kemna pn pergi & berlari kita tetap dalam lingaran kuasa Allah...
dari-Nya kehidupan di mulai & kpd-Nya kehidupan berakhir...
thanks mom :-*
puisi penantian
Penantianku hanya untuk luka
by : masku tersayang
Berapa lamakah lagi terpaksa aku menanti
Sehingga goyahlah
pendirian di hati
Bagaikan lentera kecil yang lelah memberi terang yang tak jua kunjung ada harap
Berlimpah kasih
sayang kucurahkan buatmu seorang
Kiranya semua
itu kau anggap hanya kiasan kata
Jika benar
cinta itu buta
Butakanlah hatiku
Berkali-kali
terluka masih juga kumenunggu
Pintaku Hanya
ketulusan hati & kesetiaan
Jika itu
tiada apalah artinya penantian ini?
Hanya untuk
luka
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN GONORHEA
A.
LANDASAN
TEORITIS PENYAKIT GONORHEA
1.1
Definisi
Gonorhea adalah sebuah
penyakit infeksi yang disebabkan oleh Neisseria gonorrhea yang penularannya
melalui hubungan kelamin baik melalui genito-genital, oro-genital, ano-genital.
Penyakit ini menginfeksi lapisan dalam uretra, leher rahim, rektum,
tenggorokan, dan konjungtiva. (Brunner dan Suddarth,2001)
| |||
gambar gonore pada penis pria |
gambar gonore pada penis pria |
1.2 Etiologi
- Penyebab pasti penyakit gonore adalah bakteri Neisseria gonorrhea yang bersifat patogen. N. gonorrhoeae adalah bakteri yang tidak dapat bergerak, tidak memiliki spora, jenis diplokokkus gram negatif dengan ukuran 0,8 – 1,6 mikro. Bakteri gonokokkus tidak tahan terhadap kelembaban, yang cenderung mempengaruhi transmisi seksual. 7. Bakteri ini bersifat tahan terhadap oksigen tetapi biasanya memerlukan 2 – 10% CO2 dalam pertumbuhannya di atmosfer. Bakteri ini membutuhkan zat besi untuk tumbuh dan mendapatkannya melalui transferin, laktoferin dan hemoglobin. Organisme ini tidak dapat hidup pada daerah kering dan suhu rendah, tumbuh optimal pada suhu 35 – 37derajat Celcius dan pH 7,2 – 7,6 untuk pertumbuhan yang optimal. Gonokokkus terdiri dari 4 morfologi, type 1 dan 2 bersifat patogenik dan type 3 dan 4 tidak bersifat patogenik. Tipe 1 dan 2 memiliki pili yang bersifat virulen dan terdapat pada permukaannya, sedang tipe 3 dan 4 tidak memiliki pili dan bersifat non-virulen. Pili akan melekat pada mukosa epitel dan akan menimbulkan reaksi radang
- Daerah yang paling mudah terinfeksi adalah daerah dengan mukosa epitel kuboid atau lapis gepeng yang belum berkembang pada wanita yang belum pubertas
- Sering berganti-ganti pasangan, atau memiliki mitra seksual yang terinfeksi
1.3
Manifestasi
Klinik
Pada
pria:
- Gejala awal gonore biasanya timbul dalam waktu 2-7 hari setelah terinfeksi
- Gejalanya berawal sebagai rasa tidak enak pada uretra kemudian diikuti nyeri ketika berkemih
- Disuria yang timbul mendadak, rasa buang air kecil disertai dengan keluarnya lendir mukoid dari uretra
- Retensi urin akibat inflamasi prostat
- Keluarnya nanah dari penis.
Pada wanita:
- Gejala awal biasanya timbul dalam waktu 7-21 hari setelah terinfeksi
- Penderita seringkali tidak merasakan gejala selama beberapa minggu atau bulan (asimtomatis)
- Jika timbul gejala, biasanya bersifat ringan. Namun, beberapa penderita menunjukkan gejala yang berat seperti desakan untuk berkemih
- Nyeri ketika berkemih
- Keluarnya cairan dari vagina
- Demam
- Infeksi dapat menyerang leher rahim, rahim, indung telur, uretra, dan rektum serta menyebabkan nyeri pinggul yang dalam ketika berhubungan seksual
- Wanita dan pria homoseksual yang melakukan hubunga seks melalui anus, dapat menderita gonore di rektumnya. Penderita akan merasa tidak nyaman disekitar anusnya dan dari rektumnya keluar cairan. Daerah disekitar anus tampak merah dan kasar serta tinja terbungkus oleh lendir dan nanah.
1.4
Patofisiologi
Bakteri secara langsung menginfeksi
uretra, endoserviks, saluran anus, konjungtiva dan farings. Infeksi dapat
meluas dan melibatkan prostate, vas deferens, vesikula seminalis, epididimis
dan testis pada pria dan kelenjar Skene, Bartholini, endometrium, tuba fallopi
dan ovarium pada wanita.
Meskipun
telah banyak peningkatan dalam pengetahuan tentang patogenesis dari
mikroorganisme, mekanisme molekular yang tepat tentang invasi gonokokkus ke
dalam sel host tetap belum diketahui. Ada beberapa faktor virulen yang terlibat
dalam mekanisme perlekatan, inflamasi dan invasi mukosa. Pili memainkan peranan
penting dalam patogenesis gonore. Pili meningkatkan adhesi ke sel host, yang
mungkin merupakan alasan mengapa gonokokkus yang tidak memiliki pili kurang
mampu menginfeksi manusia. Antibodi antipili memblok adhesi epithelial dan
meningkatkan kemampuan dari sel fagosit. Juga diketahui bahwa ekspresi reseptor
transferin mempunyai peranan penting dan ekspresi full-length
lipo-oligosaccharide (LOS) tampaknya perlu untuk infeksi maksimal. Daerah yang paling mudah terinfeksi ialah daerah epitel kolumnar dari
uretra dan endoserviks, kelenjar dan duktus parauretra pada pria dan wanita,
kelenjar Bartolini, konjungtiva mata dan rectum. Infeksi primer yang terjadi
pada wanita yang belum pubertas terjadi di daerah epitel skuamosa dari vagina.
Tanda-tanda penyakitnya adalah nyeri,
merah dan bernanah. Gejala pada laki-laki adalah rasa sakit pada saat kencing,
keluarnya nanah kental kuning kehijauan, ujung penis tampak merah dan agak
bengkak. Pada perempuan, 60% kasus tidak menunjukkan gejala. Namun ada juga
rasa sakit pada saat kencing dan terdapat keputihan kental berwarna kekuningan.
Akibat penyakit GO, pada laki-laki dan perempuan seringkali berupa kemandulan
pada perempuan bias juga terjadi radang panggul, dan dapat diturunkan kepada
bayi yang baru lahir berupa infeksi pada mata yang dapat menyebabkan kebutaan.
1.5
Pemeriksaan
Laboratorium dan Diagnostik
Diagnosis
ditegakkan atas dasar anamnesis, pemeriksaan klinis
yaitu:
ü Sediaan langsung dengan pewarnaan gram akan ditemukan
diplokokus gram negatif, intraseluler dan ekstraseluler, leukosit
polimorfonuklear.
ü Kultur untuk identifikasi perlu atau tidaknya dilakukan
pembiakan kultur. Menggunakan media transport dan media pertumbuhan.
ü Tes definitif, tes oksidasi (semua golongan Neisseria
akan bereaksi positif), tes fermentasi (kuman gonokokus hanya meragikan
glukosa)
ü Tes beta laktamase, hasil tes positif ditunjukkan dengan
perubahan warna kuning menjadi merah apabila kuman mengandung enzim beta
laktamase
ü Tes Thomson dengan menampung urin pagi dalam dua gelas.
Tes ini digunakan untuk mengetahui sampai dimana infeksi sudah berlangsung.
1.6
Penatalaksanaan
Medis dan Keperawatan
1. Medikamentosa
ü Walaupun semua gonokokus
sebelumnya sangatsensitif terhadap penicilin, banyak ‘strain’ yang sekarang
relatif resisten. Terapi
penicillin, amoksisilin, dan tetrasiklin masih tetap merupakan pengobatan
pilihan.
ü Untuk sebagian besar infeksi,
penicillin G dalam aqua 4,8 unit ditambah 1 gr probonesid per- oral sebelum
penyuntikan penicillin merupakan pengobatan yang memadai.
ü Spectinomycin berguna untuk
penyakit gonokokus yang resisten dan penderita yang peka terhadap penicillin.
Dosis: 2 gr IM untuk pria dan 4 gr untuk wanita.
ü Pengobatan jangka panjang
diperlukan untuk endokarditis dan meningitis gonokokus.
2. Non-medikamentosa
Memberikan pendidikan kepada
klien dengan menjelaskan tentang:
· Bahaya penyakit menular seksual
· Pentingnya mematuhi pengobatan yang diberikan
· Cara penularan PMS dan perlunya pengobatan untuk pasangan seks tetapnya
· Hindari hubungan seksual sebelum sembuh dan memakai kondom jika tidak dapat
dihindari.
· Cara-cara menghindari infeksi PMS di masa yang akan datang.
1.7 Komplikasi
1. Komplikasi pada pria:
a)
Prostatitis
b)
Cowperitis
c)
Vesikulitis seminalis
d)
Epididimitis
e)
Cystitis dan infeksi traktus urinarius superior.
f)
Infertilitas
2. Komplikasi pada wanita:
a)
Komplikasi uretra
b)
Bartholinitus
c)
Endometritis dan metritis
d)
Salphingitis.
e)
Infertilitas
3. Komplikasi pada bayi
a) Adanya kemungkinan lahir prematur, infeksi neonatal dan keguguran akibat
infeksi gonokokkus pada wanita hamil.
b) Adanya parutan pada kornea dan kebutaan permanen akibat infeksi gonokokkus
pada mata
c) Adanya sepsis pada bayi baru lahir karena gonore pada ibu
B. PENGKAJIAN FUNGSIONAL GORDON
- POLA PERSEPSI DAN MANAJEMEN KESEHATAN
Persepsi
terhadap penyakit ; tanyakan bagaimana persepsi klien menjaga kesehatannya.
Bagaimana klien memandang penyakit gonorhoe, bagaimana kepatuhannya terhadap
pengobatan.
Tanyakan
pada klien apakah keluarga klien sebelumnya pernah mengalami penyakit kelamin.
Biasanya
klien tidak mengetahui tentang penyakit yang dideritanya dan bagaimana
penularan penyakit ini terjadi. Klien biasanya kurang memerhatikan perawatan
kesehatan alat kelamin
POLA NUTRISI/METABOLISME
Tanyakan
menu makan pagi, siang dan malam
Tanyakan
berapa gelas air yang diminum dalam sehari
Bagaimana
nafsu makan klien
Tanyakan
apakah ada kesulitan dan keluhan yang mempengaruhi makan dan nafsu makan
Tanyakan
juga apakah ada penurunan BB dalam 6 bulan terakhir
Biasanya
klien tidak mengalami gangguan dengan pola nutrisi metabolik.
POLA ELIMINASI
Kaji
kebiasaan defekasi
Berapa
kali defekasi dalam sehari, jumlah, konsistensi, bau, warna dan karekteristik
BAB
Kaji
kebiasaan miksi
Berapa
kali miksi dalam sehari, jumlah, warna, dan apakah ada ada kesulitan/nyeri
ketika miksi serta apakah menggunakan alat bantu untuk miksi
Klien
dengan gonorhoe biasanya mengalami gangguan eliminasi seperti nyeri ketika berkemih, Disuria yang
timbul mendadak, rasa buang air kecil disertai dengan keluarnya lendir mukoid
dari uretra, Retensi urin akibat inflamasi prostat, Keluarnya nanah dari penis
atau vagina.
POLA AKTIVITAS/ LATIHAN
Menggambarkan
pola aktivitass dan latihan, fungsi pernafasan dan sirkulasi
Tanyakan
bagaimana kegiatan sehari-hari dan olahraga (gunakan table gorden)
Aktivitas
apa saja yang dilakukan klien di waktu senggang
Kaji
apakah klien mengalami kesulitan dalam bernafas, lemah, batuk, nyeri dada. Data
bisa didapatkan dengan mewawancara klien langsung atau keluarganya ( perhatikan
respon verbal dan non verbal klien )
Kaji
kekuatan tonus otot
Biasanya
klien akan mengalami gangguan karena nyeri yang semakin hari semakin parah, dan
rasa gatal yang sangat menganggu kenyamanan dalam beraktivitas.
POLA ISTIRAHAT TIDUR
Tanyakan
berapa lama tidur di malam hari, apakah tidur efektif
Tanyakan
juga apakah klien punya kebiasaan sebelum tidur
Biasanya
klien akan mengalami gangguan dengan pola tidur dan istirahat karena
ketidaknyamanan akibat nyeri yang dirasakan. Sehingga efektivitas, kualitas,
dan kuantitas tidur istirahat terganggu.
POLA KOGNITIF-PERSEPSI
Menggambarkan
pola pendengaran, penglihatan, pengecap, penciuman. Persepsi nyeri, bahasa dan
memori
Status
mental
Bicara
: - apakah klien bisa bicara dengan normal/ tak jelas/gugup
Kemampuan
berkomunikasi dan kemampuan memahami serta keterampilan interaksi
Kaji
juga anxietas klien terkait penyakitnya dan derajatnya
Pendengaran
: DBN / tidak
Peglihatan
:DBN / tidak
Apakah
ada nyeri : akut/ kronik. Tanyakan lokasi nyeri dan intensitas nyeri
Bagaimana
penatalaksaan nyeri, apa yang dilakukan klien untuk mengurangi nyeri saat nyeri
terjadi
Apakah
klien mengalami insensitivitass terhadap panas/dingin/nyeri
Biasanya
klien tidak mengalami gangguan dengan fungsi penginderaannya, tetapi pola
berpikir akan sedikit terganggu akibat ketidaknyamanan dari nyeri.
POLA PERSEPSI DIRI-KONSEP
DIRI
Menggambarkan
sikap terhadap diri dan persepsi terhadap kemampuan, harga diri, gambaran diri
dan perasaan terhadap diri sendiri
Kaji
bagaimana klien menggambar dirinya sendiri, apakah ada hal yang membuaatnya
mengubah gambaran terhadap diri
Tanyakan
apa hal yang paling sering menjadi pikiran klien, apakah klien sering merasa
marah, cemas, depresi, takut, suruh
klien menggambarkannya.
Klien
dengan gonorhoe akan mengalami gangguan dengan konsep diri karena penyakit ini
mempengaruhi organ vitalnya. Klien yang telah married, biasanya akan malu
dengan kondisi pribadinya yang seperti ini.
POLA PERAN HUBUNGAN
Menggambarkan
keefektifan hubungan dan peran dengan keluarga lainnya.
Tanyakan
pekerjaan dan status pekerjaan klien
Tanyakan
juga system pendukung misalnya istri,suami, anak maupun cucu dll
Tanyakan
bagaimana keadaan keuangan sejak klien sakit.
Bagaimana
dalam pengambilan keputusan dan penyelesaian konflik
Tanyakan
juga apakah klien aktif dalam kegiatan social
Biasanya
klien akan terganggu dalam berhubungan dengan pasangan serta akan sulit
berperan dengan baik dalam keluarga, khususnya.
POLA KOPING-TOLERANSI
STRESS
Menggambarkan
kemampuan untuk menangani stress dan menggunakan system pendukung
Tanyakan
apakah ada perubahan besar dalam kehidupan dalam beberapa bulan terakhir
Tanyakan
apa yang dilakukan klien dalam menghadapi masalah yang dihadapi, apakah
efektif?
Apakah
klien suka berbagi maslah/curhat pada keluarga / orang lain
Tanyakan
apakah klien termasuk orang yang santai atau mudah panik
Tanyakan
juga apakah klien ada menggunakan obat dalam menghadapi stress
Biasanya
klien akan mengalami stress ketika mengetahui penyakit yang tengah dideritanya.
Namun, ketika telah mengetahui penyakit tersebut, klien akan berusaha bertanya
untuk perawtan dan pengobatan penyakitnya pada orang-orang terdekat ataupun
pada tenaga medis.
POLA REPRODUKSI/ SEKSUALITAS
Bagaimana
kehidupan seksual klien, apakah aktif/pasif
Jika
klien wanita kaji siklus menstruasinya
Tanyakan
apakah ada kesulitan saat melakukan hubungan intim berhubungan penyakitnya,
misalnya klien merasa sesak nafas atau batuk hebat saat melakukan hubungan
intim
Klien
akan mengalami gangguan dengan reproduksi seksualitas. Hal ini disebabkan
karena penyakit ini mempengaruhi organ kelamin klien yang berfungsi dalam
reproduksi. Begitu juga dengan hubungan seksualitas klien dengan pasangan, juga
akan mengalami gangguan.
POLA KEYAKINAN-NILAI
Menggambarkan
spiritualitas, nilai, system kepercayaan dan tujuan dalam hidup
Kaji
tujuan, cita-cita dan rencana klien pada masa yang akan datang.
Apakah
agama ikut berpengaruh, apakah agama merupakan hal penting dalam hidup
Klien
akan mengalami gangguan dalam menjalankan aktivitas ibadah sehari-hari karena
ketidaknyamanan dari penyakit yang diderita. Namun, klien akan tetap berusaha
berdoa untuk kesembuhan penyakit yang dideritanya.
- Pengkajian
a.
Identitas klien, meliputi :
Nama, umur, jenis kelamin, pekerjaan,
alamat, agama.
b. Keluhan utama : meliputi apa yang menjadi alasan utama klien masuk ke RS. Biasanya klien
akan mengeluhkan nyeri di sekitar atau di dalam organ
kelamin, kesulitan dalam berkemih.
c. Riwayat Kesehatan Sekarang, dahulu dan keluarga
d. Data
Subyektif :
ü Nyeri ketika berkemih dan desakan untuk berkemih
ü Keluarnya cairan ( nanah ) dari saluran kencing.
ü Demam
ü Penderita akan merasa tidak nyaman disekitar anusnya dan
dari rektumnya keluar cairan.
ü Daerah disekitar anus tampak merah dan kasar serta tinja
terbungkus oleh lendir dan nanah.
ü Pasien yang datang dengan awitan gejala akut mengeluh
lemah, nyeri lokal, demam dan keluarnya nanah dari lubang saluran kencing.
ü Riwayat psikososial, pasien seringkali bertanya – tanya
tentang pengobatan, perawatan dan ramalan penyakitnya.
e. Data Obyektif
ü Daerah disekitar anus tampak merah dan kasar serta tinja
terbungkus oleh lendir dan nanah.
ü Sediaan langsung dengan pewarnaan gram akan ditemukan
diplokokus gram negatif, intraseluler dan ekstraseluler, leukosit
polimorfonuklear.
ü Kultur untuk identifikasi perlu atau tidaknya dilakukan
pembiakan kultur. Menggunakan media transport dan media pertumbuhan.
ü Tes definitif, tes oksidasi (semua golongan Neisseria
akan bereaksi positif), tes fermentasi (kuman gonokokus hanya meragikan
glukosa)
ü Tes beta laktamase, hasil tes positif ditunjukkan dengan
perubahan warna kuning menjadi merah apabila kuman mengandung enzim beta
laktamase
ü Tes Thomson dengan menampung urin pagi dalam dua gelas.
Tes ini digunakan untuk mengetahui sampai dimana infeksi sudah berlangsung.
Pemeriksaan
Fisik
Ø Catat
apakah terdapat kemerahan, lesi drainase, rabas atau bengkak.
Ø Palpasi
kelenjar inguinal untuk mengetahui adanya nyeri tekan atau bengkak
Ø Pada
wanita, diperiksa untuk adanya nyeri tekan abdominal dan rahim
Ø Mulut
dan tenggorokkan diperiksa untuk mencari adanya peradangan atau eksudat
Ø Pada
pria, pemeriksaan uretritis akan tampak orifisium uretra eksternum eritematosa,
edematosa, dan ektropin.
Diagnosa
Keperawatan yang mungkin muncul :
1)
Nyeri (akut) b.d infeksi bakteri
2) Gangguan
eliminasi urine b.d infeksi
3)
Kurangnya pengetahuan
b.d penyakit dan resiko penyebaran infeksi
NANDA 1 :
Nyeri (akut)
b.d infeksi
Defenisi: Pengalaman
emosional dan sensori yang tidak menyenangkan yang muncul dari kerusakan
jaringan secara aktual dan potensial atau menunjukkan adanya kerusakan
(Assosiation for Study of Pain) : serangan mendadak atau perlahan dari intensitas
ringan sampai berat yang diantisipasi atau diprediksi durasi nyeri kurang dari
6 bulan.
Batasan Karakteristik:
v
Melaporkan nyeri secara verbal dan nonverbal
v
Menunjukkan kerusakan
v
Posisi untuk mengurangi nyeri
v
Gerakan untuk melindungi
v
Tingkah laku berhati-hati
v
Gangguan tidur (mata sayu, tampak capek, sulit atau
gerakan kacau, menyeringai)
v
Fokus pada diri sendiri
v
Fokus menyempit (penurunan persepsi waktu, kerusakan
proses berfikir, penurunan interaksi dengan orang dan lingkungan )
v
Tingkah laku distraksi (jalan-jalan, menemui orang lain,
aktifitas berulang)
v
Respon otonom (diaporesis, perubaha tekanan darah,
perubahan nafas, nadi dilatasi pupil)
v
Perubahan otonom dalam tonus otot (dalam rentang lemah ke
kaku)
v
Tingkah laku ekspresif (gelisah, merintih, menangis,
waspada, iritabel, nafas panjang, mengeluh)
v
Perubahan dalam nafsu makan
Faktor yang
berhubungan :
v
Agen cedera (biologi, psikologi, kimia, fisika)
NOC :
a. Kontrol nyeri
·
Mampu mengontrol nyeri
·
Mampu memanajemen nyeri
·
Menyatakan rasa nyaman
·
TTV rentang normal
b.
Tingkat
Nyeri
·
mampu mengenali nyeri
(skala, intensitas, frekuensi dan anda nyeri)
·
TTV rentang normal
·
Melaporkan bahwa nyeri
berkurang
·
Menyaakan rasa nyaman
c.
Tingkat Kenyamanan
NIC :
v
Manajemen Nyeri
Aktivitas :
· Lakukan penilaian
secara komprehensif dimulai dari lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas dan penyebab.
· Kaji ketidak nyamanan
secara nonverval,terutama untuk pasien yang tidak bias mengkomunikasikan secara
verbal.
· Tentukan dampak nyeri
terhadap kehidupan sehari-hari (tidur, nafsu makan, aktifitas, dan hubungan
social).
· Tentukan tingkat
kebutuhan pasien yang dampat memberikan kenyamanan pada pasien dan rencana
keperawatan.
· Memberikan informasi
tentang nyeri, contohnya penyebab nyeri kejadiannya dan mengantisipasi
ketidaknyamanan terhadap prosedur.
·
Ajari pasien untuk
menggunakan teknik non-farmakologi sebelum atau sesudah dan jika memungkinkan
selama puncak nyeri.
· Kolaborasi dengan
pasien dan tenaga kesehatan lainnya untuk memilih dan mengimplementasikan metode
dalam mengatasi nyeri.
v
Pemberian Analgesic
v
Pemberian obat
penenang
NANDA 2
Gangguan eleminasi urin b.d Infeksi traktus Urinarius
Defenisi:
disfungsi eliminasi urin.
Batasan
karakteristik :
·
Disuria
·
Frekuensi
·
Inkontinen
·
Nokturia
·
Retensi
·
Urgen
Factor
yang berhubungan:
·
Obstruksi anatomi
·
Infeksi aliran urin
NOC
Kontinen urin p.435
Defenisi : mengontrol eliminasi urin
Indikator :
§ Intake
cairan
§ Mampu
menghilangkan infeksi aliran urin
§ Tidak
ada urin dengan meningkatnya tekanan abdominal
§ Pengosongan
kandung kemih
§ Pengeluaran
lebih dari 150 cc
Eliminasi urin p. 437
Indicator:
§ Pola
eliminasi urin
§ Bau
urin
§ Warna
urin
§ Bebas
dari partikel
NIC
Manajemen eliminasi
urin p.586
Defenisi
: menjaga eliminasi urin yang
optimal.
Aktivitas
:
o Memonitor
eliminasi urin, termasuk frekuensi, konsisten, bau, volume, dan warna
o Monitor
tanda dan gejala retensi urin
o Ajarkan
klien tentang tanda dan gejala infeksi saluran urin
o Instruksikan
pada klien dan kelurga tentang pengeluaran urin
o Instruksikan
untuk merespon segera tentang pengeluaran urin yang mendesak
o Anjurkan
untuk memenuhi cairan yang cukup sebelum malam hari
o Lihat
kondisi tanda dan gejala infeksi saluran urin yang muncul
o Ajarkan
klien untuk melihat perkembangan rutinitas BAK
NANDA
3 :
Kurang Pengetahuan b.d
penyakit dan resiko penyebaran infeksi
Bidang 5 : Persepsi/Pengetahuan
Kelas 4 : Pengetahuan
Definisi : ketiadaan atau
kekurangan informasi teori yang berhubungan yang berhubungan dengan suatu topik
tertentu/spesifik
Batasan Karakteristik :
- Perilaku yang tidak sesuai (misalnya :
histeris, bermusuhan, tidak tenang, bersikap masa bodoh)
- Verbalisasi masalah
Faktor yang Berhubungan
- Keterbatasan teori
- Kesalahan menafsirkan informasi
- Tidak terbuka
- Tidak ada minat dalam belajar
- Ketiadaan daya ingat
- Tidak tahu dengan sumber
informasi
NOC
d.
Pengetahuan:
Proses Penyakit (1803)
Ruang
Lingkup – Pengetahuan
Kesehatan dan Kebiasaan (1V)
Kelas
– Pengetahuan Kesehatan (S)
Skala
– Tidak Ada sampai Luas (i)
Pengertian :
Luasnya pemahaman dalam menyampaikan tentang proses suatu penyakit yang
spesifik
|
||||||
pengetahuan: proses
penyakit
|
Tidak ada
1
|
Terbatas
2
|
Sedang
3
|
Banyak
4
|
Luas
5
|
|
Indikator
180301
180302
180303
180304
180305
180306
180307
180308
180309
180310
180311
|
Mendeskripsikan nama-nama
penyakit
Menjelaskan proses terjadinya
penyakit
Mendeskripsikan penyebab atau
faktor-faktor pendukung
Mendeskripsikan faktor-faktor
resiko
Mendeskripsikan akibat penyakit
Mendeskripsikan tanda-tanda dan gejala
Mendeskripsikan rangkaian
penyakit umum
Mendeskripsikan tindakan untuk
meminimalkan perkembangan penyakit
Mendeskripsikan
komplikasi-komplikasi
Mendesskripsikan tanda-tanda dan
gejala-gejala komplikasi
Mendeskripsikan tindakan
pencegahan komplikasi
Dll
__________________
(yang menentukan)
|
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
|
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
|
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
|
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
|
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
|
e.
Pengetahuan:
Perawatan Penyakit (1824)
Ruang
Lingkup – Pengetahuan
Kesehatan dan Kebiasaan (1V)
Kelas
– Pengetahuan Kesehatan (S)
Skala
– Tidak Ada sampai Luas (i)
Pengertian :
Luasnya pemahaman tentang informasi yang terkait dengan penyakit yang
diperlukan untuk mencapai dan memelihara kesehatan optimal
|
||||||
pengetahuan:
perawatan penyakit
|
Tidak ada
1
|
Terbatas
2
|
Sedang
3
|
Banyak
4
|
Luas
5
|
|
Indikator
182402
182403
182404
182405
182406
182407
182408
182409
182411
|
Proses penyakit
Penyimpanan energi
Mengontrol infeksi
Pengobatan
Menjelaskan aktifitas
Prosedur pengobatan
Cara pengobatan
Sumber kesehatan
Dll
__________________
(yang menentukan)
|
1
1
1
1
1
1
1
1
1
|
2
2
2
2
2
2
2
2
2
|
3
3
3
3
3
3
3
3
3
|
4
4
4
4
4
4
4
4
4
|
5
5
5
5
5
5
5
5
5
|
f.
Pengetahuan:
Mengontrol Infeksi (1807)
Ruang
Lingkup – Pengetahuan
Kesehatan dan Kebiasaan (1V)
Kelas
– Pengetahuan Kesehatan (S)
Skala
– Tidak Ada sampai Luas (i)
Pengertian :
Luasnya pemahaman dalam menyampaikan tentang pencegahan dan pengontrolan
infeksi
|
||||||
pengetahuan:
mengontrol infeksi
|
Tidak ada
1
|
Terbatas
2
|
Sedang
3
|
Banyak
4
|
Luas
5
|
|
Indikator
180701
180702
180703
180704
180705
180706
180707
180708
180709
|
Mendeskripsikan cara penularan
Mendeskripsikan faktor yang
mengkontribusi penularan
Mendeskripsikan praktek yang
mengurangi penularan
Mendeskripsikan tanda-tanda dan
gejala
Mendeskripsikan prosedur
penyaringan
Mendeskripsikan prosedur pemeriksaan
Mendeskripsikan aktifitas untuk
meningkatkan perawatan terhadap bayi
Mendeskripsikan tindak lanjut
dari diagnosa infeksi
Dll
__________________
(yang menentukan)
|
1
1
1
1
1
1
1
1
|
2
2
2
2
2
2
2
2
|
3
3
3
3
3
3
3
3
|
4
4
4
4
4
4
4
4
|
5
5
5
5
5
5
5
5
|
g.
Pengetahuan:
Prosedur Perawatan (1814)
Ruang
Lingkup – Pengetahuan
Kesehatan dan Kebiasaan (1V)
Kelas
– Pengetahuan Kesehatan (S)
Skala
– Tidak Ada sampai Luas (i)
Pengertian :
Luasnya pemahaman dalam menyampaikan tentang prosedur yang dibutuhkan dalam
perawatan
|
||||||
pengetahuan: prosedur
perawatan
|
Tidak ada
1
|
Terbatas
2
|
Sedang
3
|
Banyak
4
|
Luas
5
|
|
Indikator
181401
181402
181403
181404
181405
181406
181407
181408
181409
181410
181411
|
Mendeskripsikan prosedur
perawatan
Menjelaskan tujuan prosedur
Mendeskripsikan langkah prosedur
Mendeskripsikan bagaimana
melakukan prosedur
Mendeskripsikan tindakan
pencegahan yang berhubungan dengan prosedur
Mendeskripsikan prosedur yang
terbatas Mendeskripsikan alat dan bahan perawatan Menunjukkan prosedur
perawatan
Mendeskripsikan tindakan
mengatasi komplikasi
Mendeskripsikan efek samping yag
potensial
Dll
__________________
(yang menentukan)
|
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
|
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
|
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
|
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
|
5
5
5
5
5
5
5
5
4
4
|
NIC
a.
Pendidikan
Kesehatan
Pengertian:
mengembangkan dan menyediakan instruksi dan pengalaman belajar untuk memudahkan
adaptasi perilaku yang sukarela/fakultatif yang berguna bagi kesehatan di
(dalam) individu, keluarga, kelompok, atau masyarakat
Aktifitas:
- Targetkan kisaran umur dan kelompok yang beresiko tinggi yang akan bermabfaat lebih bagi pendidikan kesehatan
- Targetkan kebutuhan yang diidentifikasi pada Orang yang Sehat 2000: Promosi Kesehatan Nasional dan Pencegahan Penyakit atau local lainnya, pendapat, dankebutuhan nasional
- Identifikasikan faktor dari dalam atau lingkungan yang mungkin meningkatkan atau menurunkan motivasi untuk kebiasaan hidup sehat
- Menetapkan hubungan personal dan latar belakang budaya seseoran, keluarga, atau kebiasaan hidup sehat masyarakat
- Menetapkan pengetahuan kesehatan yang sekarang dan kebiasaan gaya hidup dari individu, keluarga, atau targetnya masyarakat
- Membantu individu, keluarga, dan masyarakat untuk menjelaskan keyakinan dan nilai-nilai kesehatan
- Identifikasi karakteristik dari target populasi yang efeknya mempengaruhi pemilihan strategi pembelajaran
- Memprioritaskan identifikasi kebutuhan belajar berdasarkan pilihan kien, kemampuan perawat, sumber yang ada dan kemungkinan dari kesuksesan hasil yang diharapkan
- Merumuskan secara objektif untuk program pendidikan kesehatan
- Identifikas sumber (contoh: personil, tempat, peralatan, dan uang) yang dibutuhkan untuk mengadakan program
- Menegaskan secara cepat atau singkat keuntungan sehat yang positif untuk diterima oleh kebiasaan gaya hidup yang positif daripada lama-keuntungan atau efek negatif dari tidak adanya pemenuhan
- Mengajarkan strategi yang dapat diunakan untuk menolak kebiasaan yang tidak sehat atau mengambil resiko, daripada memberi nasehat untuk menjauhi atau mengubah kebiasaan
- Menggunakan diskusi kelompok dan memainkan peran pada pengaruh keyakinan sehat, kemampuan dan nilai-nilai
- Menggunakan telekonferens, telekomunikasi, dan teknologi computer untuk belajar jarak jauh
- Melibatkan individu, keluarga, dan masyarakat pada perencanaan dan rencana pelaksanaan untuk gaya hidup atau modifikasi kebiasaan hidup sehat
- Menetapkan keluarga, teman sebaya, dan dukungan masyarakat untuk menghasilkan kebiasaan hidup sehat
- Menggunakan masyarakat dan sistem dukungan keluarga untuk meningkatkan keefektifan dari gaya hidup atau kebiasaan hidup sehat atau modifikasi
- Menegaskan pentingnya pola makan yang sehat, tidur, latihan, dsb, kepada individu, keluarga, dan masyarakat yang model perilaku dan nilai-nilai ini ke orang lain, terutama sekali anak-anak
- Gunakan strategi yang beragam dan maksud campur tangan pada program pengetahuan
- Rencanakan lamanya waktu mengikuti untuk menguatkan kebiasaan hidup sehat atau adaptasi gaya hidup
b.
Mengajarkan:
Proses Penyakit
Pengertian: membantu
pasien memahami informasi yang berhubungan dengan proses penyakit yang spesifik
Aktifitas:
- Menghargai tingkat pengetahuan pasien yang ada sekarang untuk proses penyakit yang spesifik
- Menjelaskan perjalanan suatu penyakit dan bagaiman hubungannya dengan anatomi dan fisiologi, secara tepat
- Menjelaskan tanda-tanda yang ada dan gejala suatu penyakit, dengan tepat
- Menjelaskan proses suatu penyakit, dengan tepat
- Mengidetifikasi penyebab yang mungkin, dengan tepat
- Menyediakan informasi kepada pasien mengenai kondisi, dengan tepat
- Menghindari penentraman hati kembali kosong
- Menyediakan keluarga/orang penting lainnya dengan informasi mengenai kemajuan pasien, dengan tepat
- Menyediakan informasi mengenai tindakan diagnosa yang didapatkan, dengan tepat
- Mendiskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin wajib untuk mencegah komplikasi yang akan datang dan/atau mengontrol proses suatu penyakit
- Mendiskusikan pemikiran yang ketinggalan yang direkomendasikan manajemen/terapi/pengobatan
- Menganjurkan pasien untuk menentukan pilihan/mendapatkan pilihan kedua, denga tepat atau yang diusulkan
- menjelaskan komplikasi kronis yang mungkin, dengan tepat
- menginstruksikan tindakan pasien untuk mencegah/memperkecil dari segi efek samping penyakit, dengan tepat
- menentukan sumber/pemberi dukungan yang mungkin, dengan tepat
- Menginstruksikan pasien yang tanda-tanda dan gejalanya untuk dilaporkan kepada penyedia pelayanan kesehataan, dengan tepat
- Menyediakan nomor-nomor telepon yang akan dihubungi jika terjadi komplikasi
- Menguatkan informasi yang disediakna oleh anggota tim pelayanan kesehatan yang lain, dengan tepat
c.
Mengajarkan
: Prosedur/Pengobatan
Pengertian: mempersiapkan pasien
pada pemahaman dan mempersiapkan mental untuk menentukan prosedur/pengobatan
Aktifitas:
- Informasikan pada pasien/orang penting lainnya tentang kapan dan dimana prosedur/pengobatan akan dilakukan, dengan tepat
- Informasikan pada pasien/orang penting lainnya tentang berapa lama prosedur/pengobatan yang diharapkan
- Informasikan pada pasien/orang penting lainnya yang akan melakukan prosedur/pengobatan
- Menguatkan kepercayaan pasien pada staf yang terlibat, dengan tepat
- Menentukan pengalaman pasien yang sebelumnya dan tingkat pengetahuan yang berhubungan dengan prosedur/pengobatan
- Menjelaskan maksud dari prosedur/pengobatan
- Mendeskripsikan prosedur/pengobatan
- Menjelaskan prosedur/pengobatan
- Instruksikan pada pasien bagaimana bekerjasam/berrpartisipasi selama prosedur/pengobatan, dengan tepat
- Mengatur perjalanan dari prosedur/ruang pengobatan dan area tunggu, dengan tepat
- Memperkenalkan pasien pada staf yang akan terlibat dalam prosedur/pengobatan, dengan tepat
- Menjelaskan kebutuhan untuk peralatan yang pasti (contoh: peralatan monitor) dan fungsinya
- Mendiskusikan kebutuhan untuk tindakan khusus selama prosedur/pengobatan, dengan tepat
- Menyediakan informasi pada apa yang akan didengar, dicium, dilihat, dirasakan, atau dirasakan selama kejadian
- Menggambarkan tempat prosedur/taksiran pengobatan/aktifitas dan penjelasan yang rasional untuk prosedur
- Informasikan pada pasien bagaimana mereka dapat membantu pada proses penyembuhan
- Menguatkan informasi yang diberikan anggota tim pelayanan kesehatan yang lain, dengan tepat
- Menyediakan waktu kepada pasien untuk melatih lagi peristiwa yang akan terjadi, dengan tepat
- Instruksikan pasien untuk menggunakan teknik koping yang langsung dengan mengontrol aspek spesifik dari pengalaman (contoh: relaksasi dan imajinasi), dengan tepat
- Menyediakan informasi ketika dan dimana hasilnya akan didapat dan bagaimana menjelaskannya
- Menentukan harapan-harapan pasien dari pembedahan
- Memperbaiki harapan yang tidak terwujudkan dari pembedahan, dengan tepat
d.
Mengajarkan:
Seks yang Aman
Pengertian: memberikan
instruksi perlindungan mengenai seksual selama aktivitas seksual
Aktifitas:
- Menganjurkan pesien untuk selektif ketika memilih pasangan seksual
- Ketegangan penting diketahui dari pengalaman pasangan seksual
- Instruksikan kepada pasien pada praktek seksual yang beresiko rendah, termasuk menghindari penetrasi jasmani atau pertukaran cairan, dengan tepat
- Instruksikan kepada pasien akan pentingnya kebersihan, pemberian pelican, dan buang air setelah melakukan hubungan, pada penrunan kerentanan infeksi
- Mengesahkan penggunaan kondom, dengan tepat
- Instruksikan pada pasien aplikasi yang tepat dan penggantian kondom, dengan tepat
- Diskusikan dengan pasien cara meyakinkan pasangan untuk menggunakan kondom
- Intsruksikan pada pasien produk supermicidal yang dapat memberhentikan penyakit yang dibawa pada saat berhubungan, dengan tepat
- Menyediakan pasien dengan pengaman / produk supermicidal, dengan tepat
- Menganjurkan kepada pasien pemeriksaan teratur yang beresiko tingggi penyakit yang dibawa saat berhubungan
- Menyarankan pasien dengan masalah seksual bertanya kepada penyedia pelayanan kesehatan yang tepat, dengan tepat
- Merencanakan kelas pendidikan sek untuk sekelompok pasien, jika diperlukan
DAFTAR PUSTAKA
Closkey
,Joane C. Mc, Gloria M. Bulechek.(1996).
Nursing Interventions Classification (NIC). St. Louis :Mosby Year-Book.
Johnson,Marion,
dkk. (2000). Nursing Outcome
Classifications (NOC). St. Louis :Mosby Year-Book
Juall,Lynda,Carpenito
Moyet. (2003).Buku Saku Diagnosis
Keperawatan edisi 10.Jakarta:EGC
Wiley
dan Blacwell. (2009). Nursing Diagnoses:
Definition & Classification 2009-2011, NANDA.Singapura:Markono print
Media Pte Ltd
Sjamsulhidayat,
R. dan Wim de Jong. 1998. Buku Ajar Imu Bedah, Edisi revisi. EGC : Jakarta.
Smeltzer,
Suzanne C. and Brenda G. Bare. 2001.
Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah : Brunner Suddarth, Vol. 3. EGC : Jakarta.
Langganan:
Postingan (Atom)